BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH
Cerita Rakyat Riau, Sumatera
Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.

Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.

Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.

Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwasalah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.

“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”

Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.

“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.

“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.

“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.

Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.

Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.

Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.
Semoga Bermanfaat Cerita Rakyat Bawang Merah dan Bawang Putihnya dan kami Ucapkan banyak terimakasih kepada anda yang telah mengunjungi Web Blog ini dan Kunjungi Kumpulan Cerita Rakyat yang lainnya..

Karena hidup hanyalah sebuah persinggahan

RSS

RESENSI NOVEL ASSALAMU'ALAIKUM BEIJING : CINTA, PENGORBANAN, PENGKHIANATAN DAN KETEGUHAN HATI

 

Sinopsis                      :
Dewa dan Ra, menjalin hubungan kasih sejak duduk di bangku kuliah, dan tinggal selangkah lagi menuju gerbang pernikahan. Namun satu kekhilafan Dewa bersama Anita, rekan kerjanya yang memang telah lama jatuh hati padanya, membuat rencana indah itu harus buyar selamanya, dan Dewa terpaksa menikahi Anita yang hamil akibat kekhilafan tersebut.
Sementara itu, dalam perjalanannya di Beijing, Asma bertemu dan berkenalan dengan Zhongwen, pemuda yang sangat terkesan dengan kisah cinta sejati Ahei – Ashima, dan ngotot memanggil Asma dengan Ashima, karena menurutnya keduanya memiliki kemiripan wajah.

Lewat pertemanannya dengan Asma, Zhongwen banyak mendapat pencerahan tentang Islam, dan hidayah akhirnya menuntunnya  menjadi muallaf, meski sebagai konsekuensinya, Zhongwen terusir dari keluarga. Bagi Zhongwen, pengorbanannya itu belum seberapa dibandingkan apa yang dilakukan Mushab bin Umar, sahabat Rasulullah yang rela melepaskan harta, kedudukan dan kehormatannya saat berhijrah pada agama Islam, dan mati syahid saat berperang melawan kaum musyrikin dalam kondisi kedua tangannya putus ditebas lawan.
Musibah kemudian menimpa Asma, saat ia divonis menderita APS. Penyakit yang berhubungan dengan pengentalan darah, yang membuatnya harus mengalami kesakitan luar biasa, serangan stroke, sulit bergerak bahkan nyaris buta. Penyakit itu juga membuatnya sangat tidak dianjurkan untuk hamil dan melahirkan.
Di sisi lain, Zhongwen yang mulai merasa jatuh cinta dengan Asma, berusaha keras untuk mencari dan menemukan Asma yang mendadak hilang berita. Sementara itu Dewa tak juga berhasil melepaskan bayang-bayang Ra dari kehidupan rumah tangganya, pun sampai Anita nekad berusaha bunuh diri dan anak mereka lahir, Dewa tetap gagal menerima kenyataan dan menyayangi Anita sebagai istri secara layak.
Berhasilkah Zhongwen menemukan Asma? Akankah cintanya luntur saat mengetahui kondisi Asma? Akankah pula kebahagiaan atau duka yang bertubi-tubi terus mendera kehidupan Asma? Bagaimana pula dengan rumah tangga Dewa dan Anita?
Cinta, pengkhianatan, kesetiaan, pengorbanan dan keteguhan hati. Inilah makna yang terangkum dalam novel karya salah satu penulis wanita kaliber tanah air ini. Makna Cinta terwakilkan oleh impian keempat tokohnya : Dewa, Ra/Asma, Zhongwen dan Anita. Pengkhianatan pula terwakilkan oleh sosok Dewa, kesetiaan dan pengorbanan oleh sosok Zhongwen, dan kesabaran serta keteguhan hati oleh sosok Ra sekaligus Asma.
Kualitas Asma Nadia kembali dibuktikan lewat novel ini. Novel yang sebagian kisahnya akan mengajak pembaca menelusuri keindahan dan sisi historis kota Beijing serta mengenang perjuangan shahabiyah sebagai sisipan kisah yang bermakna.
Jalinan kisah antara Dewa-Ra-Anita, sedikit banyak mengembalikan ingatan saya pada novel Istana Kedua karya Asma, yang juga berbicara tentang pengkhianatan. Untungnya, kisah kesetiaan dan pengorbanan yang menyentuh dari sosok Zhongwen, dan kesabaran yang menggugah dari sosok Asma saat menghadapi derita akibat penyakitnya, cukup berhasil membuat novel ini tidak menjelma semacam episode berikutnya dari Istana Kedua ataupun dua novel yang berangkat dari premis yang sama.
Salah satu keunggulan mbak Asma dalam bertutur, yang sulit saya temukan pada karya-karya penulis manapun, adalah menghadirkan diksi yang mudah dicerna tetapi seakan-akan memiliki tenaga dalam yang luar biasa. Sehingga sulit rasanya untuk mengabaikan satu kalimat pun dan sulit pula untuk melupakan jalinan kisahnya usai menuntaskannya meski telah melalui masa berhari-hari. Puisi indah dan bermakna yang menjadi pembuka setiap bab turut memberi nilai plus sebagai ornamen cantik untuk novel ini. Dan tentu saja, pesan-pesan moral dan religius yang tersebar di sepanjang cerita, menjadi elemen penting lain yang meningkatkan bobot novel ini lebih dari sekadar novel cinta biasa, meskipun dalam penyampaiannya, mbak Asma masih menggunakan cara yang dominan eksplisit. Detil tentang penyakit APS juga turut memberi informasi penting pada pembaca awam.
Dengan sederet kelebihan tersebut, bukan berarti saya tak menyimpan harapan lain terhadap karya Asma Nadia. Di sini, saya ingin menganalogikan dengan lagu Kaulah Segalanya dan sang penyanyinya Ruth Sahanaya. Ketika Ruth menyanyikan lagu tsb belasan tahun silam, it sounded good. Saat Ruth menyanyikannya sekarang, it sounds good to, even better. Karena pengalaman dan vokal Ruth yang tentunya jauh lebih matang. Tapi, untuk penyanyi sekaliber Ruth Sahanaya, boleh dong, kalau sekarang saya request lagu lain selain Kaulah Segalanya atau yang segenre dengan itu?
Begitu pulalah halnya dengan mbak Asma Nadia. Melihat pada jam terbang, pengalaman, pengetahuan dan segudang prestasi yang beliau miliki, saya sangat berharap mbak Asma mau mengeksplorasi tema dan cara bertutur yang lebih variatif di luar konflik pengkhianatan cinta dan rumah tangga, juga penyampaian pesan yang meminimalisasi cara eksplisit. Memang, hal seputar pengkhianatan cinta dan kehadiran orang ketiga masih menjadi penyebab utama perpecahan rumah tangga dalam masyarakat kita dewasa ini, bahkan jumlahnya pun terus meningkat, dan tak ada yang salah dengan konsistensi mbak Asma dalam mengangkat tema-tema ini baik dalam karya fiksi maupun antologi non fiksinya. Namun saya tetap menantikan 'gebrakan' Asma untuk membuktikan kualitasnya dalam tema-tema yang lain pula.
Satu hal teknis dalam novel ini, secara berulang-ulang Asma menggunakan sebutan pemuda tampan, pemuda jangkung, wanita cantik, wanita bertubuh besar, dalam hampir semua babnya untuk mendeskripsikan fisik tokohnya. Saya teringat dengan kritik mas Ijul untuk novel duet perdana saya yang juga melakukan repetisi sejenis. Tanpa bermaksud membela diri, sebagai novel perdana, tentunya hal tsb menjadi masukan sangat berarti buat saya. Jadi, saat menemukan hal serupa terjadi dalam novel karya penulis dengan torehan prestasi yang butuh empat halaman buku untuk merangkumnya, jujur saja, saya nggak berani mengkritik, hanya mau bilang, kalau saya berulang kali dibuat tersenyum-senyum saat menemukan repetisi dimaksud :)
Saya juga jadi teringat dengan kata pengantar dalam salah satu novel Kang Abik, bahwa seolah-olah ada malaikat penjaga untuk karya-karya Kang Abik. Ini membuat novel beliau selalu berhasil meraih simpati dan apresiasi massa 'berkat' nilai-nilai kebaikannya yang sarat meski secara kekhasan dan teknis, menurut saya Kang Abik tergolong tidak terlalu spesifik.
Hal serupa juga saya temukan dalam karya-karya mbak Asma. Nilai-nilai kebaikan dalam karya seorang Asma Nadia, menurut saya, mampu membuat beberapa gangguan teknis dalam penulisannya pun, memudar dengan sendirinya.
Bagi anda yang menginginkan sajian novel cinta dengan bumbu-bumbu bergizi berupa nilai-nilai religius dan informatif,  maka novel yang satu ini berikut nama besar penulisnya, sudah menjadi satu paket lengkap untuk sebuah jaminan mutu dan stempel recommended.
Judul               : Assalamualaikum Beijing
Penulis             : Asma Nadia
Penerbit           : Nourabooks
Terbit               : Oktober 2013
Jenis                : Fiksi Islami
ISBN               : 9786021606155

Kebencian Yang Malah Menuntunku Kepada Cinta Sejati

Kebencian Yang Malah Menuntunku Kepada Cinta Sejati 9
Tumbuh besar di Amerika, Anda akan menemukan nilai-nilai kristiani yang tersembunyi dan secara turun temurun bertahan di lingkungan masyarakat. Namun agama tidaklah berpengaruh cukup besar dalam keseharian mereka. Sejak kecil, Nenek selalu mengajakku ke gereja di akhir pekan yang biasanya diisi dengan pelajaran Injil rutin dan begitu juga kemah musim panas. Seiring dengan bertambahnya usiaku, keterlibatanku di gereja pun semakin berkurang, waktuku kuhabiskan di sekolah, kegiatan olahraga, dan sebagainya. Aku selalu menonjol di bidang matematika dan sains selama masa sekolah, dan aku sangat tertarik dalam bidang tersebut.
Semasa SMA kuputuskan untuk meninggalkan agama sepenuhnya dan kemudian menjadi seorang atheis, khususnya setelah berdiskusi tentang beberapa hal dengan salah seorang guruku, yang sangat teguh dengan keyakinan atheisnya. Walaupun masih duduk di bangku SMA, dan umur yang masih 17 tahun, aku masuk militer. Saat itu nyatanya keputusan yang aku ambil tidak bertahan lama, pada masa itu juga imanku terasa diperbaharui, untuk menjadi umat kristiani yang terlahir kembali. Apabila kita meninjau kembali argumen yang sebenarnya dari kaum Atheis, tentang tidak adanya Tuhan, maka kita akan tahu ini adalah argumen yang dangkal. Pada saat mereka menuduh kepercayaan akan adanya Tuhan adalah sangat tidak logis, di saat itu pula realita akan sains dan alam semesta menunjukkan fakta yang sebaliknya. Setelah melalui perjalanan pemikiran ini, akhirnya aku pun kembali membaca Injil tiap hari. Mulai aktif beribadah dan benar-benar menjadi religius.
Musim panas berlalu, peristiwa 9/11 pun terjadi. Di seluruh berita dan di setiap perkumpulan, semua orang selalu membicarakannya, tentang muslim yang mempercayai bahwa semakin banyak orang kafir yang ia bunuh, maka semakin baiklah tempatnya di surga. Hal ini sudah cukup menjadi alasan, bahwa tidak masuk akal jika ada orang yang tertarik atau bahkan terbesit keinginan untuk mengetahui betapa “kejam”nya agama ini. Banyak orang yang kemudian berhenti pada titik ini, menumbuhkan rasa benci buta akan Islam, sebagaimana pula aku. Yah aku adalah selayaknya orang kulit putih militer Amerika, dengan kebencian yang sangat kuat terhadap Islam dan muslim. Semua ini berlanjut selama berbulan-bulan, dan kian mengeras oleh pemberitaan non-stop dari media tentang seluruh kejahatan Islam.
Tiga bulan berlalu ketika salah satu guru kami membuat penawaran, barang siapa diantara para muridnya yang bisa menghasilkan proyek orisinil dan cukup unik, maka otomatis akan dinyatakan lulus dari kelas yang ia ampu, hal ini disengaja untuk memancing kreativitas kami. Berkaitan dengan topik yang masih hangat, aku memilih membuat game tentang mencari dan membasmi Osama bin Laden, dan akhirnya berhasil menyelesaikan proyek ini lebih awal.
Karena deadline proyek ini masih ada seminggu lagi setelah liburan natal, maka aku berkesempatan untuk menambahkan beberapa detil di masa liburan. Salah satunya adalah detil berupa turban Osama bin Laden yang terbakar api. Namun saat aku mencari gambar-gambar pendukung fitur ini melalui Google, tanpa sengaja kutemukan beberapa artikel yang membuka pandanganku tentang Islam.
Masih teringat salah satu judul artikel yang kubaca saat itu, tentang bagaimana muslim percaya akan Nuh, Ibrahim, Musa, Yesus dan para nabi lainnya yang sebelumnya sudah aku kenal sejak kecil sebagai umat kristiani. Kisah-kisah ini adalah santapan harianku selama masih belajar Injil. Sebagai hamba kristen yang taat hal ini menarik perhatianku, bagaimana bisa mereka percaya dengan para nabi namun tidak menjadi kristiani?.
Proyek game yang sedang dikerjakan pun kusisihkan, yang pada akhirnya tidak pernah kusentuh lagi akibat sibuk dengan membaca artikel dan buku-buku. Kesibukan baruku ini jelas lebih baik dari pada para media dan berita yang membuat sensasi akan kebencian kami terhadap apa yang telah dilakukan oleh satu atau dua orang muslim. Tiap kali aku terbangun dari tidur, maka bacaan-bacaan agama kerap menemaniku sampai-sampai aku terlelap di tengah membaca. Rutinitas baru ini terus berulang selama masa liburanku itu.
Sangat menarik yang aku temukan di masa pencarianku melalui buku-buku itu, bahwa jika seseorang berkeinginan untuk menjadi pribadi yang religius serta membangun relasi dengan Tuhannya, maka pada umumnya ia akan mulai dari apa yang ia tahu dan menjadi pembela ajaran apapun dimana ia dibesarkan. Walaupun ajaran itu belum tentu mewakili kebenaran yang dicarinya. Untuk menjadi seorang kristiani yang sesungguhnya, aku butuh melihat lebih dalam tentang Islam dan agama lainnya. Sehingga pilihanku terhadap kristiani tidak hanya berdasar pada keyakinan bawaan semata.
Dalam sejarah awal masa-masa kristiani, kutemukan bahwa nilai dan ajaran asli Yesus bukanlah ajaran yang ditaati dan dipraktekkan oleh gereja, bahkan gereja menstandarisasi dogma mereka sembari membakar apapun (dan siapapun) yang menentang mereka. Aku terinspirasi bahwa semua ini adalah jalan kehendak dari Tuhan yang selalu Ia Lakukan, dalam rangka menyelamatkan kemurnian agamaNya dan kesucian ajaranNya melalui rasul-Nya, yaitu Muhammad yang lahir pada tahun 571 Masehi, ratusan tahun setelah majelis yang dimulai di Nicaea pada 325 M. Majelis yang sama yang melahirkan suatu ajaran, yang lebih kita kenal sebagai ajaran kristiani.
Alquran pun coba kupelajari dan begitu juga dengan fakta bahwa ia belum pernah diubah-ubah, tidak satu huruf pun!. Ini berita yang luar biasa sebagai seorang penganut kristiani,mengingat sugesti yang menimpa kami menekankan bahwa “roh kudus” sendirilah yang membimbing para penulis dan penyusun Injil. Sejarah menyangkal dan menunjukkan bahwa Injil telah diubah dan dirusak, bahkan tidak ada manuskript asli yang bisa dijadikan bukti dan konstribusi berarti. Berbeda dengan Injil, Alquran memberikan kesan interaksi langsung dengan Tuhan, bahasa asli yang berasal dari Tuhan itu sendiri, inilah yang kurasakan saat membacanya. Bukan dari orang yang melihat orang lain melakukan sesuatu, yang kemudian memberitahukannya kepada orang yang lainnya lagi, yang selanjutnya menulis surat kepada seseorang, sehingga disusunlah sebuah buku berasal dari surat-surat tersebut, dimana manuskript asli surat-surat itu kini telah hilang, dan buku itu akhirnya dibaca sebagai kisah narasi yang seakan dituturkan oleh pelakunya langsung.
Alquran di pihak lain adalah asli Kata-Kata Tuhan, seakan Ia sendiri yang menuturkannya padaku. Sebagai tambahan aku pun menyimak sejarah akan berbagai mukjizat yang benar-benar terjadi serta ramalan tentang Muhammad dan Alquran.
Setelah melalui proses awal pencarian dan banyak membaca, timbul keinginan untuk menemui seorang muslim dan membahas tentang apa yang kutemukan dalam Islam. Aku tidak pernah bertemu dengan seorang muslim sebelumnya, maka segera kucari tahu tentang masjid yang ada, namun tidak ada satu masjidpun yang dekat dengan tempat aku tinggal. Aku pun mulai memanfaatkan internet dan chatting dengan para muslim melalui ruang chat IRC.
Aku sempat berdialog dengan muslim dari Asia, Eropa, bahkan para mu’allaf Spanyol yang tinggal di Amerika. Kutemukan beberapa detail dari keyakinan akan Islam melalui berbagai dialog ini, hingga aku sama sekali tak dapat memungkiri lagi akan kebenaran yang sungguh sangat jelas terlihat.
Status sebagai muslim belum kupegang, namun telah banyak keraguan yang membisiki telingaku “tapi kan kamu bukan orang Arab, Islam hanya untuk orang Arab” atau “apa kata teman-teman dan keluargamu nanti, apalagi setelah 9/11” dan seterusnya. Ini semua hanyalah gangguan dan riak kecil yang tidak ada hubungannya dengan bersikap jujur untuk mengikuti kebenaran Tuhan. Sehingga bisikan-bisikan itu pun akhirnya hilang dengan sendirinya. Aku adalah seorang muslim setelah bersaksi seorang diri di dalam kamarku “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah” dan melanjutkan belajar melalui internet, online bersama muslim yang lain.
Salah satu dari beberapa muslim yang aku temui di internet bernama Joseph. Beliau juga warga Amerika kulit putih yang telah pensiun dari 20 tahun masa pengabdiannnya di angkatan laut. Ia cukup kaget setelah mendengar aku belum pernah bertemu langsung dengan satu orang muslim pun, seketika itu ia menyetir mobilnya untuk menemuiku dengan menempuh perjalanan darat 7 jam lamanya. Kami makan siang bersama, dan ia menghadiahkan beberapa buku kepadaku. Karena ia harus bekerja kembali esok hari, maka ia pulang di hari itu juga menempuh 7 jam perjalanan darat yang sama. Persaudaraan instan yang menjelma di antara dua orang pengikut kebenaran Tuhan, adalah keunikan tersendiri dalam Islam yang akan sulit dimengerti oleh orang lain, segala puji hanya bagi Allah (Alhamdulillah).
Alhasil kondisi keislamanku kusampaikan kepada teman-teman dan keluarga, respons yang kuterima sudah sesuai seperti yang aku duga. Kebanyakan dari mereka berlepas tangan dan tidak mau terlibat lagi dengan keputusan yang aku ambil, bahkan keluargaku sendiri menyebut aku teroris dan sebutan lain yang lebih buruk lagi. Namun ini semua hanyalah kesalahpahaman yang mereka telan dari hasil didikan media. Berdasarkan info dari Joseph dan muslim yang lain, aku berangkat menuju Virginia dengan bis untuk mengunjungi kota berkomunitas muslim yang lebih besar dan beberapa masjid yang besar pula.
Kejadian selanjutnya adalah latihan militer dasar yang kuikuti selama empat bulan. Latihan ini dilaksanakan pada liburan musim panas pertama setelah 9/11, yang menjawab alasan dan motivasi sebahagian peserta pelatihan saat itu adalah karena kebencian mereka kepada para muslim. Tentunya ini adalah pengalaman yang “unik” bagiku sebagai satu-satunya muslim di satuan kompi pelatihan militer kami di tahun itu. Lika-liku di kamp pelatihan ini sangat banyak, namun cobaan apapun yang kita tempuh selama itu masih dalam koridor syari’at Allah dan dengan tetap bersabar, maka ini hanyalah semakin menambah keimanan kita.
Aku pun kembali dari pelatihan militer, dan sebahagaian besar keluargaku berharap hal ini akan “memperbaiki” keadaanku. Tapi yang ada hanyalah kekecewaan karena melihat aku masih tetap seorang muslim. Sebuah masjid kecil aku temukan di area tempat tinggalku, namun jamaah yang aktif hanya dua orang saja. Aku pun sempat pindah dari rumah menginap di mobilku sendiri selama beberapa hari, hingga akhirnya seorang kenalan saudara muslim dari Virginia mengajakku untuk pindah bersamanya. Aku pun pindah ke Virginia dan memperoleh kesempatan belajar Islam lebih mendalam dan menjadi bagian dari komunitas masyarakat.
Sejak saat itu aku mulai belajar Islam secara formal maupun non formal kepada banyak para pengajar Islam ditambah lagi dengan materi perbandingan agama. Di masa lalu semakin dalam aku belajar tentang ajaran kristiani, semakin lemah pula iman yang aku punya. Sebaliknya dengan Islam, bertambahnya pengetahuanku hanya akan meningkatkan iman dan membuka cakrawala akan kesempurnaan Tuhan serta agama-Nya yang murni yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Ketika kesalahpahaman terhadap Islam mengisolir pandangan sebahagian orang, di sisi lain Islam adalah ajaran yang sempurna, sistem yang lengkap, jalan hidup yang paripurna. Islam menawarkan petunjuk dan bimbingan moral, etika, nilai-nilai spiritual, dan tatanan sosial.
Semoga Allah memberi hidayah dan petunjuk-Nya bagi kita semua untuk mengikuti jalan-Nya
yang lurus dengan penuh ketulusan, amin.
——————————–
Berdasarkan pengalaman saya pribadi dan kebutuhan yang terus menerus ada untuk warga dunia internasional dalam memperoleh informasi yang tersedia dan akurat tentang Islam, dengan ini kami persembahkan www.FaithChat.com yang didedikasikan untuk mewujudkan pelayanan ini. Kami menyediakan pelayanan chat langsung untuk menjawab pertanyaan dan berupaya menolong semua orang yang ingin tahu tentang agama Tuhan.
Untuk muslim yang baru bersyahadat (mu’allaf) dan atau yang membutuhkan pelajaran-pelajaran dasar, kami menyediakan proyek kerjasama yang dijalankan oleh salah satu guru saya (Yousuf Idris) di www.NewMuslimAcademy.org yang telah mempunyai komunitas aktif dan sumber daya fasilitas pendukung gratis dalam belajar cara untuk beribadah dan pendidikan dasar Islam lainnya..

Si Kabayan Ngala Tutut


Si KabayanSi Kabayan Ngala Tutut
Cek Ninina, “Kabayan ulah hees beurang teuing. Eweuh pisan gawe sia mah, ngala-ngala tutut atuh da ari nyatu mah kudu jeung lauk.”
Cek si Kabayan, “Ka mana ngalana?”
Cek ninina, “Ka ditu ka sawah ranca, nu loba mah sok di sawah nu meunang ngagaru geura.”
Leos Si Kabayan leumpang ka sawah nu meunang ngagaru. Di dinya katembong tututna loba, lantaran caina herang, jadi katembong kabeh. Tututna pating goletak.
Tapi barang diteges-teges ku Si Kabayan katembong kalangkang langit dina cai. Manehna ngarasa lewang ningali sawah sakitu jerona. Padahal mah teu aya sajeungkal-jeungkal acan, siga jero soteh kalangkang langit.
Cek Kabayan dina jero pikirna, “Ambu-ambu, ieu sawah jero kabina-bina. Kumaha dialana eta tutut teh? Lamun nepi ka teu beunang, aing era teuing ku Nini. Tapi eta tutut teh sok dialaan ku jalma. Ah, dek dileugeutan bae ku aing.”
Geus kitu mah Si Kabayan leos ngala leugeut. Barang geus meunang, dibeulitkeun kana nyere, dijeujeuran ku awi panjang, sabab pikirna rek ti kajauhan bae ngala tututna moal deukeut-deukeut sieun ti kecebur.
Si Kabayan ngadekul, ngaleugeutan tutut meh sapoe jeput, tapi teu aya beubeunanganana, ngan ukur hiji dua bae. Kitu oge lain beunang ku leugeut, beunang soteh lantaran ku kabeneran bae. Tutut keur calangap talapokna katapelan ku leugeut tuluy nyakop jadi beunang. Lamun teu kitu mah luput moal beubeunangan pisan, sabab ari di jero cai mah eta leugeut teh teu daekeun napel, komo deui tutut mah da aya leuleuran.
Di imah ku Nini na didagoan, geus ngala salam, sereh jeung koneng keur ngasakan tutut. Lantaran ambleng baē, tuluy disusul ku Nini na ka sawah. Kasampak Si Kabayan keur ngaleugeutan tutut.
Cek ninina, “na Kabayan, ngala tutut dileugeutan?”
Cek Si Kabayan. “kumaha da sieun tikecebur, deuleu tuh sakitu jerona nepi ka katembong langit.”
Ninina keuheuleun. Si Kabayan disuntrungkeun, brus ancrub ka sawah.
Cek Si Kabayan, “heheh…ey da deet.”

Cerita Anak | Kisah Cinderella dan Sang Pangeran Tampan.

Cerita Anak | Kisah Cinderella dan Sang Pangeran Tampan. Cerita Anak kali ini tentang seorang gadis yang tinggal bersama ibu tiri dan kedua anaknya. Gadis ini bernama Cinderella, wajahnya sangat cantik bak seperti putri raja, namun hidup nya sangat menderita . Ia tinggal bersama kedua anak ibu tirinya yang jahat sekali.

kedua anak ibut tiri tersebut sangalah malas sekali, kerjanya hanya berhias dan bermalas-malasan saja sepanjang hari, sedangkan Cinderella disuruh yang bukan tugas untuk seorang gadis, seperti mencari kayu bakar, mencabut rumput, menebang pohon dan sebagainya.



Cinderella sangatlah rajin bekerja, setiap hari ia harus menyediakan makan bagi saudara tiri dan ibu tirinya, Cinderella hanya makan sisa makanan dari mereka, walau demikian ia tetap sabar dan berlaku baik dan ramah.

Sampai pada akhirnya terdengarlah undangan dari kerajaan bahwa akan ada pesta dansa nanti malam di istana raja. Seluruh rakyat khususnya para gadis belia dipersilahkan datang untuk nantinya akan dipersunting oleh pangeran putra sang raja.

sontak para anak ibu tiri Cinderella tersebut kaget dan langsung mempersiapkan diri untuk berhias untuk pesta dansa nanti malam agar pangeran memilih mereka sebagai permaisuri kerajaan.

Cinderella yang mendengar kabar itu hanya bisa bersedih dan meratapi nasib karena ia tidak mungkin bisa datang ke istana, apalagi berdansa dengan pangeran.

Akhirnya malam pun tiba, dan para gadis dari seluruh kerajaan datang ke istana untuk mengikuti pesta dansa bersama putra mahkota raja yang sangat tampan.

Ketika pesta sedang berlangsung tiba-tiba datang kereta kencana yang anggun dan mewah tiba di depan istana, serentak semua mata memandanginya, turunlah seorang putri cantik jelita dari kereta tersebut dan Pangeran pun tertegun melihat kecantikan putri tersebut.

Pangeran menghampiri putri nan cantik jelita tadi dan bertanya "Siapakah gerangan putri ini, dan dari kerajaan mana adinda berasal?", Tanya pangeran kepada putri cantik.

Putri itu menjawab "Bolehkan aku ikuta dalam pesta ini?", "Tentu saja", jawab pangeran, namun belum lama putri cantik dan pangeran berdansa, tiba-tiba jam istana berdentang 12 kali, tanda menunjukkan waktu pukul 12 malam.

"Oh maaaf pangeran, aku harus segera pulang sekarang", sang pangeran bingung dan kaget karena putri cantik harus segera meninggalkan pesta dansa tersebut.

"Namun ternyata sepatu kaca yang dipakai putri cantik tertinggal di lantai dansa, dan pangeran segera memungutnya dan ingin memberikan kepada putri cantik tadi, namun pangeran kehilangan putri tersebut dan tidak bisa mengembalikan sepatu kaca milik putri cantik.

Keesokan harinya sang pangeran langsung mengadakan sayembara yang isinya barang siapa yang cocok dengan sepatu kaca, jika ia seorang gadis maka ia akan dijadikan permaisuri oleh pangeran, dan jika ia laki laki maka ia akan menjadi abdi dalam istana.

Kemudian dicarilah keseluruh pelosok negeri untuk mencari siapa yang cocok memakai sepatu kaca ini. Satu persatu rumah didatangi oleh pangeran dan para pengawalnya dengan membawa sepatu kaca. Namun tidak satupun yang cocok dan pas memakainya.

Sampai akhirnya tibalah rombongan kerajaan di rumah Cinderella, dan kedua saudara tiri nya langsung mengenakan sepatu kaca dan tidak berhasil , yang satu terlalu kecil, sedangkan yang satu lagi terlalu besar. Akhinya Pangeran putus asa, tiba-tiba lewatlah cinderella di ruang tamu menuju dapur sambil membawa kayu bakar yang ingin dipakai untuk memasak.

"Hei, siapakah kau?" tanya pangeran kepada Cinderella. "Aku...aku..", Cinderella tidak bisa menjawab karena melihat ketampanan sang pangeran. "Dia hanya seorang pembantu disini". Kata ibu tiri kepada pangeran yang hendak mendekati Cinderella.

Pangeran memaksa Cinderella memakai sepatu kaca, dan akhirnya pas sekali, sepatu kaca tepat di kaki Cinderella dan akhirnya pangeran membawa Cinderella ke istana untuk dijadikan permaisurinya.

Hikmah Cerita anak kali ini adalah janganlah kita menjadi sombong dan angkuh hanya karena orang lain ada kekurangannya. Berlakulah adil dan baik di dunia. Jangan lewatkan juga membaca Kisah Petani dan Telur Emas Angsa yang sangat seru dan mengasyikan.

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme